Pemerataan Pembangunan, Wagub Krisantus Ajak Berjuang Bersama

Minggu, 17 Agustus 2025 | Berita Pimpinan

PROKOPIM KUBU RAYA – Wakil Gubernur Kalimantan Barat Krisantus Kurniawan menghadiri acara Ramah Tamah Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia di Aula Praja Utama Kantor Bupati Kubu Raya, Minggu (17/8/2025). Dalam sambutannya, Krisantus mengingatkan bahwa kemerdekaan yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 adalah tonggak sejarah besar bangsa. Namun, hal itu harus dilanjutkan dengan menghadirkan makna kemerdekaan yang substantif bagi seluruh rakyat tanpa terkecuali.

“Kita sudah diakui oleh negara-negara di dunia sebagai sebuah bangsa yang berdaulat dan bergaul penuh dalam komunitas global. Namun, esensi kemerdekaan itu tidak hanya berhenti pada proklamasi. Masih banyak sisi kehidupan masyarakat, terutama di daerah-daerah terpencil, yang belum sepenuhnya merasakan kemerdekaan secara utuh,” ungkap Krisantus.

Ia menyoroti masih adanya ketimpangan pembangunan, mulai dari keterbatasan akses listrik, pendidikan, kesehatan, hingga infrastruktur dasar. Menurutnya, hal tersebut menjadi tanggung jawab pemerintah di semua tingkatan.

“Kami pemerintah provinsi bersama pemerintah kabupaten dan kota harus hadir di tengah rakyat. Harus memastikan pelayanan pemerintahan benar-benar dirasakan oleh masyarakat. Infrastruktur, pendidikan, kesehatan, sosial budaya, dan pelayanan dasar lainnya adalah hak rakyat yang harus dipenuhi agar mereka merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya, sama dengan masyarakat di perkotaan. Ini perjuangan kita bersama,” tegasnya.

Bupati Kubu Raya Sujiwo mengatakan pembangunan tidak mungkin tercapai tanpa adanya persatuan dan kebersamaan. Ia menggarisbawahi bahwa kemajuan daerah maupun bangsa tidak hanya bergantung pada anggaran atau kebijakan, melainkan pada kekuatan kolektif masyarakat yang bersatu. Menurutnya, modal utama membangun bangsa adalah persatuan dan kesatuan.

“Banyak negara di dunia memiliki sumber daya besar dan anggaran nasional yang melimpah, tetapi ketika persatuan itu tergoyahkan, maka kekayaan tersebut tidak memberi manfaat maksimal. Hal yang sama berlaku bagi Kubu Raya. Kami bisa berjuang mati-matian dengan anggaran yang ada, tetapi tanpa kebersamaan dan kekompakan masyarakat, hasilnya tidak akan maksimal,” ujar Sujiwo. (rdw)