Kota Pontianak memiliki keistimewaan, di kota yang terbangun Tugu Khatulistiwa ini, setiap tahunnya terjadi 2 kali fenomena alam yang di sebut Kulminasi Matahari

Kulminasi Matahari terjadi setiap Maret dan September antara tanggal 21 sampai 23.

Suraina, S.Si, Peneliti Pertama Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Pontianak, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyampaikan, puncak Kulminasi Matahari pada bulan September 2020 ini terjadi pada tanggal 22 September, pukul 11.35 WIB.

Tentang, Kulminasi Matahari, Suraini memaparkan bahwa Kulminasi merupakan fenomena alam, dimana saat bumi mengitari matahari, sumbu rotasi bumi bergeser sekitar 23°, dan matahari berada di titik tertingginya di atas langit wilayah garis Khatulistiwa / Equator.

Dengan hal tersebut, ia menjelaskan bayangan benda yang berdiri tegak tidak terlihat selama beberapa saat.

"Jadi saat Kulminasi itu, matahari tepat berada di atas genik pengamat, atau kepala kita, tidak ada bayangan yang ternyata dari bandar yang berdiri tegak, dan tidak berongga, sehingga masyarakat kita Kerab menyebut Kulminasi ini hari tanpa bayangan,"paparnya.

Selain di Pontianak, ternyata Kulminasi juga terjadi di beberapa wilayah lain.

Namun, ia menyebutkan banyak titik Kulminasi wilayah lain berada di tengah lautan ataupun hutan, tak seperti di Kota Pontianak.

Di Pontianak sendiri, setiap tahunnya di gelar Festival Kulminasi di kawasan Tugu Khatulistiwa dengan puncaknya perayaan pada puncak Kulminasi Matahari.

Berbagai kegiatan kebudayaan dan ilmu pengetahuan pun di gelar pada festival ini.

Namun dikarenakan Pandemi Covid-19, Festival Kulminasi di Kota Pontianak ditiadakan.

Fenomena kulminasi matahari di Tugu Khatulistiwa pun tak disaksikan oleh siapapun.

Tugu khasiat sepi, hanya terlihat sejumlah pegawai yang menjaga keberhasilan Tugu Khatulistiwa.

Penulis: Ferryanto

Editor: Zulkifli

Sumber: Tribun Pontianak